Dalam rangka peningkatan kapasitas petugas sumber daya teknis kelembagaan BPBD, Direktorat Peralatan BNPB melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Pengenalan Peralatan Kebencanaan Penanggulangan Bencana, Tingkat BPBD Kab/Kota Se-Provinsi Bengkulu, Kep. Riau dan Kep. Bangka Belitung. Dilaksanakan pada tanggal 21 s.d 24 Oktober 2019 bertempat di Hotel Splash, dan di lapangan, Jenggalu, Sukaraja kota Bengkulu.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memperkenalkan kepada petugas sumber daya teknis tentang Peralatan Kebencanaan Penanggulangan Bencana untuk meningkatkan kapasitas petugas dalam penanganan bencana.
Handito, Octavian Nurcholis dan Kiki Murdiyatmiko
BNPB merangkul tim dari Semangat Jiwa Indonesia (SEJIWA) yang diwakili oleh Handito sebagai instruktur berlisensi Asessor, bersama tim Suzuki Club Reaksi Cepat (SCRC) Octavian Nurcholis sebagai Ketua Harian SCRC yang juga merangkap sebagai Ketua Bidang Penanggulangan Bencana (IOF RESCUE), serta ikut diturunkan didalam tim tersebut Kiki Murdiyatmiko yang merupakan Ketua Bidang Peralatan dan Perlengkapan SCRC sekaligus sebagai ketua Departemen V Litbang, Diklat dan Technical Delegate IOF. Dengan latar belakang ilmu dan pengalaman yang mereka miliki sangat mendukung terlaksananya kegiatan bimbingan teknis ini.
“Ini salah satu rencana garis besar kami, sebagai bentuk sinergi dalam Bidang Penanggulangan Bencana antara SEJIWA, SCRC dan BNPB. Sebagai Yayasan (SEJIWA) yang mencakup didalamnya personel dari SJI, IOF serta SCRC memiliki tanggung jawab yang sama dalam penanggulangan bencana, maka dari itu kita memiliki keinginan melayakan pelaku-pelaku lapangan dipenanggulangan bencana, khususnya pengenalan alat maupun unit kendaraan yang dimiliki BNPB sampai BPBD kota/kabupaten, bukan hanya memiliki tapi paham dan bisa menggunakan secara maksimal sesuai dengan peruntukanya, bagaimana memakai dengan benar, minim resiko, sampai merawat peralatannya, kami yang berbekal disiplin ilmu kendaraan dan peralatan darurat kebencanaan maka bersama BNPB sebagai liding sektor bidang kebencanaan sepakat menggelar latihan untuk meningkatkan sumberdaya di internal Badan Penanggulangan Bencana.” Ujar Octavian (Koko panggilan akrabnya) saat ditanya mengenai kegiatan pelatihan yang dilakukan ini.
Materi pertama yang diberikan oleh para instruktur mulai dari pengenalan kendaraan kebencanaan, cara safety driving, pengenalan berbagai alat Recovery dan Tool kit yang harus ada dan dimiliki. Bagaimana pengoperasian maupun perawatannya dipaparkan oleh para instruktur dengan baik.
Tidak hanya sekedar teori tapi langsung praktek dilapangan dilakukan untuk bisa memaksimalkan pemahaman maupun pengalaman. Dihari kedua bimbingan teknis, para peserta terjun langsung dilapangan untuk menerapkan pengetahuan yang diberikan sebelumnya tentang peng-aplikasian alat Recovery dan Tool kit. Pengoperasian kendaraan, Safety Driving menggunakan Unit DCAB Recue, KOMOB. Praktek cara perawatan ringan kendaraan, alat recovery dan tool kit. Peserta dihadapkan juga dengan situasi dimana kemampuan memecahkan masalah (problem solving) diperlukan saat terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan dilapangan. Materi terakhir yang diberikan kepada peserta berupa Kegiatan manajemen Shelter, Pengelolaan dapur umum, Water Treatment purifier, dan Pemasangan tenda darurat.
Turut hadir dalam acara tersebut yaitu Dra. Andi Eviana, M.Si Kepala SubDit Penyimpanan & Pemeliharaan BNPB, yang juga ikut mencoba salah satu kendaraan. “Luar biasa, peralatan penanggulangan bencana sudah cukup memadai, untuk diperhatikan maintenance. Perawatan, pemeliharaan itu penting, para petugas harus bisa fokus, dan skill nya harus memadai, dalam penanggulangan bencana kecepatan diperlukan tapi yang lebih penting lagi yaitu kehati-hatian, safety.” tanggapan beliau saat ditanya tentang pengalaman mengendarai kendaraan rescue.
Handito (depan), Octavian Nurcholis bersama Dra. Andi Eviana, M.Si
Diikuti oleh ± 52 orang petugas sumber daya teknis kelembagaan dari BPBD kabupaten/kota tingkat se-Provinsi Bengkulu, Kep. Riau dan Kep. Bangka Belitung, yang sangat antusias dalam mengikuti bimbingan teknis ini, bahkan para peserta banyak yang ini sekiranya bimbingan teknis ini ditambah waktunya. Bukan hanya satu atau dua orang peserta yang merasakan manfaat dari pelatihan ini bahkan mungkin semua peserta pelatihan, berharap bahwa pelatihan sejenis ini intensitasnya harus sering dilakukan, untuk memaksimalkan kinerja dilapangan saat penanggulangan bencana.
“Antusias para peserta sangat baik, komunikasi jalan, jadi materi yang disampaikan bisa maksimal,” ungkap Kiki.
“Keterampilan skill dari para peserta bisa meningkat dengan mengikuti bimbingan teknis ini, pengetahuan yang mereka dapatkan akan membantu mereka nantinya saat penanggulangan bencana terjadi.” Ujar Handito.
“Kita harapkan mereka pulang dari pelatihan ini dengan membawa bekal pengetahuan dan pengalaman yang bisa meningkatkan kinerja mereka, ilmu yang mereka dapat bisa juga bermanfaat dilingkungan mereka.” tambah Koko usai pelatihan.